Menjelang senja di Kota Mataram bagian utara, dua wanita muda tampak tergesa, langkah mereka terlihat bergegas, memasuki sebuah hotel ternama. Semangat terpancar dari raut wajah mereka.
Ika Rosiana (Ika) dan Baiq
Nila Ayu Purnama Sari (Nila), itulah nama keduanya, mahasiswi dari dua
perguruan tinggi, dengan keahlian dan daerah asal berbeda. Mereka
sebelumnya belum pernah berjumpa, namun kesamaan pandangan dan tujuan membuat
takdir mempertemukan mereka dalam sebuah rangkaian acara, dan kemudian
menyatukan mereka layaknya saudara.
Duta Damai Dunia Maya, ya, itulah kegiatan yang
mereka ikuti. Sebuah kegiatan yang dilaksanakan oleh Pusat Media Damai, lembaga
bentukan Deputi Pencegahan Perlindungan dan Deradikalisasi Terorisme yang
bernaung di bawah Badan Nasional Penanggulangan Terorisme . Kegiatan ini
diikuti 60 peserta yang dibagi dalam 5 (lima) kelompok terdiri dari blogger,
tenaga IT dan DKV, dimana tujuan pembentukannya sendiri adalah
menyiapkan tenaga sukarela, guna membantu pemerintah melakukan upaya
mengkonter propaganda radikalisme dan terorisme yang berupaya merasuki dan
meracuni pikiran anak bangsa dengan cara membuat dan menyebarkan konten-konten
positif di dunia maya melalui situs yang mereka buat.
Kembali ke kedua wanita
muda. Selama kegiatan itu berlangsung, sama sekali tidak tampak rasa takut
ataupun khawatir di wajah mereka, uraian – uraian yang disampaikan pembicara
malah membuat mata mereka menyala, raut wajah menahan amarah, ketika melihat
segala macam tayangan yang bersifat propaganda.
Lalu dari mana keberanian
mereka timbul?
Ini semua berawal dari
keprihatinan mereka melihat maraknya berita di dunia maya tentang propaganda
penyebaran faham radikal yang berupaya mengganggu stabilitas negara. Maka
berlandaskan rasa cinta kepada bangsa, patriotisme yang tinggi, dengan
kesadaran yang penuh mereka merelakan dirinya membantu tercapainya damai di
Indonesia. Sungguh suatu upaya yang patut diapresiasi, di tengah fenomena sikap
pemuda yang cenderung apatis, mereka berfikir berbeda, berusaha ikut menjaga
kedaulatan negara, membantu membangun negara dengan cara yang mereka bisa.
Radikalisme dan Terorisme sendiri
sejatinya memanglah sesuatu yang harus diperangi, karena dua faham ini bukan
hanya dapat merusak tatanan bangsa, tapi juga bisa menghancurkan sebuah negara.
Lantas bagaimana cara kita
untuk mengatasinya?
Rasa takut yang coba dimunculkan
oleh para penganut faham radikalisme dan terorisme melalui propaganda, ancaman
dan tindakan anarki sejatinya harus ditangkal sedini mungkin. Dan dalam hal ini
para pemuda haruslah menjadi ujung tombak, mereka harus cerdas dalam menyikapi
dan menelaah apa yang mereka baca, menyaring setiap informasi yang masuk dan
tidak mudah terprovokasi.
Tidak kalah pentingnya,
pemuda harus bekerja sama, minimal dengan cara saling mengingatkan untuk tetap
membentengi diri agar tidak mudah teracuni. Satu hal yang harus mereka tanamkan
dalam diri, bahwa NKRI
Harga Mati, tidak ada tawar menawar lagi.
Tentu saja banyak cara
untuk berkonstribusi bagi keutuhan dan kemajuan bangsa. Dua wanita muda cerdas
di atas telah mencoba dengan caranya, yaitu menjadi Duta Damai Dunia Maya.
Lalu, bagaimana dengan
anda?
Apakah anda akan berdiam
diri saja?
Pernahkah terfikir di
benak anda bahwa siapa tahu, mungkin saja mereka yang teracuni otaknya adalah,
saudara kita. Oleh karenanya, Ayo bantu jaga negara kita, laporkan segala
bentuk faham yang menyimpang.
Jangan hanya diam, karena
diam hanya akan membuat mereka semakin digdaya. Karena diam tanpa bertindak
sama halnya dengan membiarkan Negara Kesatuan Republik Indonesia menuju jurang
kehancurannya.
Jika anda masih berdiam diri, apalagi anda seorang pria, maka wajib malulah anda dikalahkan oleh dua sosok wanita muda. Ayo, jangan takut! Bersama kita perangi radikalisme dan terorisme, demi keutuhan negara tercinta.
Kereenn...👍👍👍
ReplyDeleteKereenn...👍👍👍
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteGood ��
ReplyDeleteSiippp....merdeka 😄
ReplyDelete